Pindahnya pusat pemerintahan Malaysia ke Putrajaya tidak menyurutkan
pamor Kuala Lumpur. Sebaliknya, jantung bisnis Negeri Jiran ini kian
leluasa berbenah untuk menjadi kawasan hip yang disambangi tak cuma
penggemar makanan, tapi juga pecandu belanja, sembari terus memelihara
identitasnya yang multikultur. Butik fesyen dan pusat perbelanjaan
bermunculan, sementara menara kembar jangkung setia menghiasi langitnya.
Sari Widiati merekomendasikan delapan alasan untuk mengunjungi Kuala
Lumpur.
1. Petronas Twin Towers
Tiap
negara membutuhkan bangunan ikonik untuk memikat perhatian dunia. Di
Malaysia, ia bernama Petronas Twin Towers
(www.petronastwintowers.com.my), menara kembar tertinggi sejagat yang
merepresentasikan pencapaian ekonomi negeri ini. Proses pembangunannya
dikenang sebagai milestone dalam sejarah ilmu sipil dan arsitektur.
Kedua menara 88 tingkat ini didirikan bersamaan dengan tingkat presisi
tinggi, lalu dihubungkan oleh sebuah jembatan di lantai 41 dan 42.
Jembatan sepanjang 58 meter dan berbobot 750 ton ini melayang 170 meter
di atas permukaan bumi. Skybridge lantai 41 terbuka untuk umum dan
gratis.
Petronas Twin Towers memang menjadi kebanggaan masyarakat
Negeri Jiran, khususnya bagi 1,5 juta jiwa warga Kuala Lumpur. Menjulang
452 meter ke langit, atap Kuala Lumpur ini menawarkan sarana praktis
menyaksikan panorama kota dari ketinggian. Sementara di kakinya
terhampar Suria KLCC, salah satu mal termegah di Malaysia. Retail-retail
bergengsi mengisi enam lantainya dan berbaur dengan pusat sains
interaktif, galeri seni, aula konser, dan bioskop 12 studio.
2. Bukit Bintang
Bukit Bintang (bukitbintang.net) adalah surga bagi kaum penggila
belanja. Bukit Bintang Plaza, salah satu pusat perbelanjaan tertua di
Kuala Lumpur, masih setia melayani para penggemarnya. Mengisi salah satu
sisi KL Plaza adalah butik desainer kondang Bernard Chandran yang
melejit namanya setelah salah satu karyanya dikenakan Lady Gaga. Nama
perancang tenar lainnya, Khoon Hooi, memajang koleksinya di Starhill
Gallery, mal megah di persimpangan Jalan Bukit Bintang dan Gading. Usai
berbelanja, pengunjung bisa mencicipi aneka kuliner di kafe atau
restoran yang banyak berdiri di Bukit Bintang.
3. Jalan Petaling
Warga etnis Cina mewakili 24 persen dari total populasi Malaysia yang
mencapai 28 juta jiwa. Perayaan hari-hari besar Cina adalah momen
terbaik untuk menyaksikan ekspresi kebudayaan mereka. Tapi jika waktu
kedatangan Anda tak bertepatan dengan Imlek, kunjungi saja Jalan
Petaling, pecinan tua di Kuala Lumpur yang menampilkan nuansa Cina dalam
wujud bangunan, pakaian, dan makanan.
Sehari-harinya, pecinan ini adalah kawasan dagang yang
sangat ramai. Dalam balutan asap dupa, toko-toko senantiasa sibuk
melayani turis dan masyarakat Tionghoa. Salah satu hobi turis di sini
adalah tawar-menawar harga belanjaan. Jalan Petaling juga mengoleksi
sejumlah kuil tua, seperti Guan Di yang dibangun oleh Kwong Siew
Association pada 1888, dan Sin Sze Si Ya yang didirikan oleh pemimpin
komunitas Chinese Yap Ah Loy pada 1864. Di ujung jalan terdapat Central
Market, gedung berusia delapan dekade yang menjadi pusat suvenir bagi
turis.
4. Batu Caves
Terletak
13 kilometer dari pusat kota atau setengah jam berkendara ke arah
utara, kita bisa menemukan daerah karst yang dijadikan tempat suci para
penganut Hindu di Malaysia. Batu Caves (www.batucaves.com) atau biasa
dikenal dengan nama Sri Subramaniar Swamy, menjulang indah berpadu
dengan ornamen Hindu sakral yang merefleksikan dewa-dewa. Highlight
tempat ini adalah patung Murugan raksasa berwarna emas yang menyambut
pengunjung di hadapan barisan 272 anak tangga menuju gua alam setinggi
43 meter.
Setiap Januari atau Februari, Batu Caves ramai dikunjungi
turis dan pemeluk Hindu dari berbagai negara guna menyaksikan perayaan
Thaipusam. Dalam upacara Hindu ini, para peserta menebus dosa dengan
menindik bagian-bagian tubuh menggunakan jeruji atau benda tajam, mirip
atraksi para tatung di Singkawang.
5. Zouk Club
Jika DJ-DJ dunia mengunjungi Malaysia, satu tempat yang
pasti mereka singgahi adalah Zouk Club (www.zoukclub.com.my). Klub
bergengsi cabang Singapura ini menawarkan wahana terbaik untuk
menghabiskan malam di Kuala Lumpur. Setidaknya 10 DJ secara bergantian
rutin mengguncang lantai dansanya sepanjang tahun, ditambah DJ tamu
kaliber internasional.
Zouk Club memiliki enam area yang bisa dipilih sesuai
selera pengunjung, yakni Zouk, Velvet Underground, Barsonic, Phuture,
Aristo, dan Terrace Bar. Masing-masingnya menawarkan suasana berbeda.
Ruangan utama, Zouk, dipecah menjadi dua lantai. Lantai pertama berisi
tiga lounge dan sebuah bar yang mengelilingi lantai dansa, sedangkan
lantai kedua menampung dua bar dan ruang VIP.
6. Lapangan Merdeka
Di tempat inilah sejarah modern Malaysia dimulai. Lapangan Merdeka
menjadi saksi penurunan bendera Union Jack pada 31 Agustus 1957 sebagai
tanda berakhirnya penjajahan Inggris di Malaysia yang berlangsung sejak
akhir abad ke-18. Itu sebabnya tempat ini menjadi pusat perayaan hari
kemerdekaan Malaysia.
Wisata sejarah adalah tawaran utama Lapangan Merdeka. Di
sini berdiri bangunan-bangunan sepuh yang mewarnai perjalanan Malaysia,
seperti bekas pengadilan tinggi yang berarsitektur Victoria-Moor, dan
Katedral St. Mary yang bergaya Gotik. Sebuah tiang bendera jangkung yang
mengibarkan bendera Malaysia mengingatkan pengunjung akan perjuangan
heroik Tunku Abdul Rahman dan rakyatnya dalam menggulingkan penjajah.
7. Islamic Arts Museum Malaysia
Museum ini merupakan pesaing ketat Museum of Islamic Art
di Doha, Qatar. Didirikan pada 1998 dengan luas 30 ribu meter persegi,
Islamic Arts Museum Malaysia (www.iamm.org.my)
diklaim sebagai museum seni Islam terbesar di Asia Tenggara. Atapnya
yang dihiasi kubah memayungi 7.000 artefak seni Islam yang ditemukan di
Asia Tenggara, Timur Tengah, Cina, juga India. Beberapa di antaranya
adalah kerajinan besi peninggalan Kekaisaran Mughal di India, guci Cina
yang dihiasi kaligrafi, belati tua asal Maroko, dan aneka koin uang
warisan kerajaan-kerajaan Islam. Dua daya tarik lainnya adalah
perpustakaan berisi buku bertema seni Islam dan rekonstruksi ruang
Ottoman di tengah Lake Garden yang berdekatan dengan taman kupu-kupu.
Islamic Arts Museum Malaysia buka setiap hari dari pukul 10 pagi hingga
enam sore, dengan tiket masuk MYR 12 atau sekitar Rp34 ribu.
8. Royal Selangor
Warga Jakarta yang pernah berjalan-jalan di Pacific Place Mall atau
Plaza Senayan mungkin familiar dengan nama Royal Selangor. Perusahaan
ini memproduksi benda-benda berbahan timah dalam wujud antara lain
aksesori rumah dan peralatan makan. Ia didirikan oleh Yong Koon pada
1885 dengan nama Selangor Pewter, lalu pada 1992 berubah nama menjadi
Royal Selangor.
Royal Selangor juga memiliki Visitor Centre (visitorcentre.royalselangor.com)
bagi para wisatawan yang ingin mempelajari seluk-beluk kerajinan timah.
Tur dimulai di ruang galeri yang menampilkan sejarah kerajinan timah
dan berakhir di gerai yang menjajakan aneka produk berbahan timah. Ikon
tempat ini adalah replika Petronas Towers yang dibuat dari 7.062 gelas
timah. Kelar tur, pengunjung bisa mengikuti kelas membuat piring
menggunakan bahan timah. Visitor Centre berlokasi di Jalan Usahawan,
sekitar 20 menit berkendara dari pusat kota, dan beroperasi setiap hari
dari pukul sembilan pagi hingga lima sore. Anda harus melakukan
reservasi jika ingin mengikuti kelas kerajinan timah.
sumber : http://www.garudamagazine.com/features.php?id=226
No comments:
Post a Comment