RUNTEKS

SELAMAT DATANG DI HALAMAN BLOG ZALYAN TOUR & TRAVEL

Friday 13 April 2012

8 Alasan berkunjung ke Kuala Lumpur, Malaysia

Pindahnya pusat pemerintahan Malaysia ke Putrajaya tidak menyurutkan pamor Kuala Lumpur. Sebaliknya, jantung bisnis Negeri Jiran ini kian leluasa berbenah untuk menjadi kawasan hip yang disambangi tak cuma penggemar makanan, tapi juga pecandu belanja, sembari terus memelihara identitasnya yang multikultur. Butik fesyen dan pusat perbelanjaan bermunculan, sementara menara kembar jangkung setia menghiasi langitnya. Sari Widiati merekomendasikan delapan alasan untuk mengunjungi Kuala Lumpur.

1. Petronas Twin Towers
Tiap negara membutuhkan bangunan ikonik untuk memikat perhatian dunia. Di Malaysia, ia bernama Petronas Twin Towers (www.petronastwintowers.com.my), menara kembar tertinggi sejagat yang merepresentasikan pencapaian ekonomi negeri ini. Proses pembangunannya dikenang sebagai milestone dalam sejarah ilmu sipil dan arsitektur. 

Kedua menara 88 tingkat ini didirikan bersamaan dengan tingkat presisi tinggi, lalu dihubungkan oleh sebuah jembatan di lantai 41 dan 42. Jembatan sepanjang 58 meter dan berbobot 750 ton ini melayang 170 meter di atas permukaan bumi. Skybridge lantai 41 terbuka untuk umum dan gratis. 


Petronas Twin Towers memang menjadi kebanggaan masyarakat Negeri Jiran, khususnya bagi 1,5 juta jiwa warga Kuala Lumpur. Menjulang 452 meter ke langit, atap Kuala Lumpur ini menawarkan sarana praktis menyaksikan panorama kota dari ketinggian. Sementara di kakinya terhampar Suria KLCC, salah satu mal termegah di Malaysia. Retail-retail bergengsi mengisi enam lantainya dan berbaur dengan pusat sains interaktif, galeri seni, aula konser, dan bioskop 12 studio. 

2. Bukit Bintang
 
Bukit Bintang (bukitbintang.net) adalah surga bagi kaum penggila belanja. Bukit Bintang Plaza, salah satu pusat perbelanjaan tertua di Kuala Lumpur, masih setia melayani para penggemarnya. Mengisi salah satu sisi KL Plaza adalah butik desainer kondang Bernard Chandran yang melejit namanya setelah salah satu karyanya dikenakan Lady Gaga. Nama perancang tenar lainnya, Khoon Hooi, memajang koleksinya di Starhill Gallery, mal megah di persimpangan Jalan Bukit Bintang dan Gading. Usai berbelanja, pengunjung bisa mencicipi aneka kuliner di kafe atau restoran yang banyak berdiri di Bukit Bintang. 

3. Jalan Petaling
Warga etnis Cina mewakili 24 persen dari total populasi Malaysia yang mencapai 28 juta jiwa. Perayaan hari-hari besar Cina adalah momen terbaik untuk menyaksikan ekspresi kebudayaan mereka. Tapi jika waktu kedatangan Anda tak bertepatan dengan Imlek, kunjungi saja Jalan Petaling, pecinan tua di Kuala Lumpur yang menampilkan nuansa Cina dalam wujud bangunan, pakaian, dan makanan.
Sehari-harinya, pecinan ini adalah kawasan dagang yang sangat ramai. Dalam balutan asap dupa, toko-toko senantiasa sibuk melayani turis dan masyarakat Tionghoa. Salah satu hobi turis di sini adalah tawar-menawar harga belanjaan. Jalan Petaling juga mengoleksi sejumlah kuil tua, seperti Guan Di yang dibangun oleh Kwong Siew Association pada 1888, dan Sin Sze Si Ya yang didirikan oleh pemimpin komunitas Chinese Yap Ah Loy pada 1864. Di ujung jalan terdapat Central Market, gedung berusia delapan dekade yang menjadi pusat suvenir bagi turis. 

4. Batu Caves
Terletak 13 kilometer dari pusat kota atau setengah jam berkendara ke arah utara, kita bisa menemukan daerah karst yang dijadikan tempat suci para penganut Hindu di Malaysia. Batu Caves (www.batucaves.com) atau biasa dikenal dengan nama Sri Subramaniar Swamy, menjulang indah berpadu dengan ornamen Hindu sakral yang merefleksikan dewa-dewa. Highlight tempat ini adalah patung Murugan raksasa berwarna emas yang menyambut pengunjung di hadapan barisan 272 anak tangga menuju gua alam setinggi 43 meter.
Setiap Januari atau Februari, Batu Caves ramai dikunjungi turis dan pemeluk Hindu dari berbagai negara guna menyaksikan perayaan Thaipusam. Dalam upacara Hindu ini, para peserta menebus dosa dengan menindik bagian-bagian tubuh menggunakan jeruji atau benda tajam, mirip atraksi para tatung di Singkawang.



5. Zouk Club
Jika DJ-DJ dunia mengunjungi Malaysia, satu tempat yang pasti mereka singgahi adalah Zouk Club (www.zoukclub.com.my). Klub bergengsi cabang Singapura ini menawarkan wahana terbaik untuk menghabiskan malam di Kuala Lumpur. Setidaknya 10 DJ secara bergantian rutin mengguncang lantai dansanya sepanjang tahun, ditambah DJ tamu kaliber internasional.
Zouk Club memiliki enam area yang bisa dipilih sesuai selera pengunjung, yakni Zouk, Velvet Underground, Barsonic, Phuture, Aristo, dan Terrace Bar. Masing-masingnya menawarkan suasana berbeda. Ruangan utama, Zouk, dipecah menjadi dua lantai. Lantai pertama berisi tiga lounge dan sebuah bar yang mengelilingi lantai dansa, sedangkan lantai kedua menampung dua bar dan ruang VIP. 

6. Lapangan Merdeka
Di tempat inilah sejarah modern Malaysia dimulai. Lapangan Merdeka menjadi saksi penurunan bendera Union Jack pada 31 Agustus 1957 sebagai tanda berakhirnya penjajahan Inggris di Malaysia yang berlangsung sejak akhir abad ke-18. Itu sebabnya tempat ini menjadi pusat perayaan hari kemerdekaan Malaysia. 

Wisata sejarah adalah tawaran utama Lapangan Merdeka. Di sini berdiri bangunan-bangunan sepuh yang mewarnai perjalanan Malaysia, seperti bekas pengadilan tinggi yang berarsitektur Victoria-Moor, dan Katedral St. Mary yang bergaya Gotik. Sebuah tiang bendera jangkung yang mengibarkan bendera Malaysia mengingatkan pengunjung akan perjuangan heroik Tunku Abdul Rahman dan rakyatnya dalam menggulingkan penjajah. 

7. Islamic Arts Museum Malaysia
Museum ini merupakan pesaing ketat Museum of Islamic Art di Doha, Qatar. Didirikan pada 1998 dengan luas 30 ribu meter persegi, Islamic Arts Museum Malaysia (www.iamm.org.my) diklaim sebagai museum seni Islam terbesar di Asia Tenggara. Atapnya yang dihiasi kubah memayungi 7.000 artefak seni Islam yang ditemukan di Asia Tenggara, Timur Tengah, Cina, juga India. Beberapa di antaranya adalah kerajinan besi peninggalan Kekaisaran Mughal di India, guci Cina yang dihiasi kaligrafi, belati tua asal Maroko, dan aneka koin uang warisan kerajaan-kerajaan Islam. Dua daya tarik lainnya adalah perpustakaan berisi buku bertema seni Islam dan rekonstruksi ruang Ottoman di tengah Lake Garden yang berdekatan dengan taman kupu-kupu. Islamic Arts Museum Malaysia buka setiap hari dari pukul 10 pagi hingga enam sore, dengan tiket masuk MYR 12 atau sekitar Rp34 ribu. 

8. Royal Selangor
Warga Jakarta yang pernah berjalan-jalan di Pacific Place Mall atau Plaza Senayan mungkin familiar dengan nama Royal Selangor. Perusahaan ini memproduksi benda-benda berbahan timah dalam wujud antara lain aksesori rumah dan peralatan makan. Ia didirikan oleh Yong Koon pada 1885 dengan nama Selangor Pewter, lalu pada 1992 berubah nama menjadi Royal Selangor.
Royal Selangor juga memiliki Visitor Centre (visitorcentre.royalselangor.com) bagi para wisatawan yang ingin mempelajari seluk-beluk kerajinan timah. Tur dimulai di ruang galeri yang menampilkan sejarah kerajinan timah dan berakhir di gerai yang menjajakan aneka produk berbahan timah. Ikon tempat ini adalah replika Petronas Towers yang dibuat dari 7.062 gelas timah. Kelar tur, pengunjung bisa mengikuti kelas membuat piring menggunakan bahan timah. Visitor Centre berlokasi di Jalan Usahawan, sekitar 20 menit berkendara dari pusat kota, dan beroperasi setiap hari dari pukul sembilan pagi hingga lima sore. Anda harus melakukan reservasi jika ingin mengikuti kelas kerajinan timah. 

sumber : http://www.garudamagazine.com/features.php?id=226

No comments: